by Cinthia Louis
Tahukah anda bahwa kini negara kita tercinta Indonesia tengah dilanda krisis air bersih? Beberapa daerah yang mengalami krisis air ini anatara lain adalah Bekasi, Temanggung Cilacap, Riau, Palembang, Gunung Kidul, Madiun, Cianjur, dll. Krisis air tidak hanya terjadi di pedesaan saja, namun juga di kota-kota besar. Diperkirakan bahwa pada tahun 2025 Ibukota Jakarta dan sekitarnya akan mengalami krisis air bersih. Terbayangkah Anda bagaimananya rasanya hidup dtengah krisis air bersih?
Krisis air terjadi disebabkan oleh beberapa hal, dan tidak dapat dipungkiri bahwa perilaku manusia adalah salah satu diantaranya. Manusia cenderung “membuang-buang” air karena menganggap bahwa air merupakan sumber daya yang tidak dapat habis. Padahal pada kenyataannya, jika kita tidak menggunakan air dengan bijaksana, air bersih dapat habis, dan untuk pengolahan sampai ke air bersih memerlukan waktu yang panjang.
Selain perilaku manusia, kerusakan lingkungan yang semakin hari semakin parah juga merupakan penyebab terjadinya krisis air. Kita dapat dengan mudah melihat kenyataan ini dari lingkungan sekitar kita. Mulai dari polusi, kurangnya daerah resapan air oleh karena penggunduln hutan besar-besaran, serta pembangunan di kota-kota besar seperti Jakarta, sampai dengan rusaknya potensi air bersih akibar pengolahan limbah yang kurang baik.
Kelangkaan air bersih yang saat ini terjadi pada dasarnya terjadi karena disebabkan oleh perilaku dari manusia baik secara langsung maupun tidak langsung, baik secara individu maupun kolektif, baik secara sadar maupun tidak sadar. Tidak ada hal lain yang dapat kita lakukan untuk menjaga kelestarian dan kelangsungan ketersediaan air bersih untuk masa depan, yaitu dengan merevitalisasi secara menyeluruh terhadap sumber potensi air bersih dan melakukan perubahan perilaku sosial terhadap air. Perubahan ini dapat kita mulai melalui diri kita sendiri terlebih dahulu. Segala sesuatu dapat dilakukan jika didasari pada kemauan. Maukah Anda menjadi agen perubahan untuk menanggulangi krisis air?
Krisis air terjadi disebabkan oleh beberapa hal, dan tidak dapat dipungkiri bahwa perilaku manusia adalah salah satu diantaranya. Manusia cenderung “membuang-buang” air karena menganggap bahwa air merupakan sumber daya yang tidak dapat habis. Padahal pada kenyataannya, jika kita tidak menggunakan air dengan bijaksana, air bersih dapat habis, dan untuk pengolahan sampai ke air bersih memerlukan waktu yang panjang.
Selain perilaku manusia, kerusakan lingkungan yang semakin hari semakin parah juga merupakan penyebab terjadinya krisis air. Kita dapat dengan mudah melihat kenyataan ini dari lingkungan sekitar kita. Mulai dari polusi, kurangnya daerah resapan air oleh karena penggunduln hutan besar-besaran, serta pembangunan di kota-kota besar seperti Jakarta, sampai dengan rusaknya potensi air bersih akibar pengolahan limbah yang kurang baik.
Kelangkaan air bersih yang saat ini terjadi pada dasarnya terjadi karena disebabkan oleh perilaku dari manusia baik secara langsung maupun tidak langsung, baik secara individu maupun kolektif, baik secara sadar maupun tidak sadar. Tidak ada hal lain yang dapat kita lakukan untuk menjaga kelestarian dan kelangsungan ketersediaan air bersih untuk masa depan, yaitu dengan merevitalisasi secara menyeluruh terhadap sumber potensi air bersih dan melakukan perubahan perilaku sosial terhadap air. Perubahan ini dapat kita mulai melalui diri kita sendiri terlebih dahulu. Segala sesuatu dapat dilakukan jika didasari pada kemauan. Maukah Anda menjadi agen perubahan untuk menanggulangi krisis air?